Indonesia dan Filipina Berbagai Pengalaman Perlindungan dan Penanganan Kekerasan Dalam Situasi Bencana
Indonesia dan Filipina Berbagai Pengalaman Perlindungan dan Penanganan Kekerasan Dalam Situasi Bencana
Jakarta (07/07). Perlindungan perempuan dan anak dalam situasi bencana mutlak dilakukan dikarenakan perempuan dan anak seringkali mengalami diskriminasi dan kekerasan dalam situasi tersebut termasuk didalamnya diskriminasi layanan tanggap bencana yang ada. Untuk merespon hal ini, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPP-PA) RI melalui Asisten Deputi Bidang Penanganan Kekerasan Terhadap Perempuan bekerjasama dengan UNFPA Indonesia melaksanakan ‘Workshop Berbagi Pengalaman Mekanisme Koordinasi Kekerasan Berbasis Gender dan Implementasi Women Friendly Spaces (WFS) pada Kondisi Bencana di Filipina’. Acara yang dihadiri oleh wakil dari KPP-PA, Bappenas, Kemenko PMK, BNPB, Kemensos, Kemenkes, Kemendagri, Kemenag, LSM pemerhati isu perempuan dalam bencana dan beberapa UN Agencies ini dilaksanakan di Hotel Borobudur, Jl. Lapangan Banteng Jakarta Pusat.
Seperti yang disampaikan oleh Sekretaris Kementerian PP-PA, Dr. Wahyu Hartomo, dalam pidato pembukannya, tujuan diadakan acara ini adalah untuk “bertukar pengalaman perlindungan perempuan dan anak perempuan dalam situasi bencana yang telah dilaksanakan oleh Filipina”
“Kondisi alam Filipina yang sering mengalami bencana khususnya typhoon dengan tingkat kerusakan yang parah sangat mirip dengan kondisi alam Indonesia sehingga penanganan perlindungan dan pemberian layanan khusus kepada perempuan di lingkungan bencana yang dilakukan di Filipina sangat mungkin untuk diadopsi dan diterapkan di Indonesia, tentunya dengan penyesuaian sesuai kebutuhan” tambah Dr. Wahyu
Kegiatan yang juga dihadiri oleh Jose Feraris, UNFPA Indonesia Coutry Representative menghadirkan Pamela Godoy-Averion, National Program Officer on Gender UNFPA Filipina yang menyampaikan materi mekaisme koordinasi penanganan kekerasan berbasis gender pada situasi bencana typhoon di Filipina dan Nolibelyn P Macabadgal, Project Officer di Departemen Pembangunan dan Kesejahteraan Sosial Filipina yang menyampaikan materi program women friendly spaces sebagai respon bencana alam typhoon di Filipina.
“Magna Charta for Women sebagai rujukan peraturan dalam advokasi masalah perempuan di Filipina mengamanatkan bahwa penanganan perempuan dalam situasi bencana harus dilakukan melalui koordinasi pihak-pihak terkait” kata Pamela dalam paparannya.
“Hal yang kami lakukan pada saat bencana adalah membuat tim tanggap darurat yang terdiri dari institusi terkait, membuat rujukan dan layanan khusus untuk perempuan korban bencana, menerjunkan tenaga keamanan khusus untuk menjamin perempuan merasa aman dan tidak ada tindakan kekerasan sekecil apapun pada mereka” tambah Pamela.
Terkait Program WFS, “program ini dilaksanakan untuk menjamin keamanan dan kenyamanan perempuan dalam situasi bencana dalam bentuk pendirian tenda-tenda khusus untuk perempuan dan anak yang menyediakan perlindungan dan layanan maksimal untuk kedua kelompok ini” dikatakan Nolibelyn dari Departemen Pembangunan dan Kesejahteraan Sosial. “Tenda-tenda ini didirikan berdampingan atau diintegrasikan dengan tenda khusus untuk anak-anak mengingat seringkali kebutuhan dan masalah yang muncul hampir sama atau paling tidak berkaitan antara perempuan dan anak” tambahnya (Biro Perencanaan).
- 23-02-2016
- Kunjungan : 5704
-
Bagikan: