
Kemen PPPA Komdigi dan Save The Children Serukan Penguatan Perlindungan Anak di Ruang Digital
Siaran Pers Nomor: B-458/SETMEN/HM.02.04/11/2025
Jakarta (20/11) – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi menegaskan negara berkewajiban memastikan setiap anak aman dan terlindungi di ruang digital. Hal ini disampaikan pada pembukaan Festival Hari Anak Sedunia (HAS) 2025 di Jakarta.
“Ruang digital memberikan peluang besar bagi anak, namun juga menghadirkan risiko serius, seperti eksploitasi seksual online, perundungan siber, paparan konten berbahaya, dan manipulasi digital. Negara wajib hadir dengan sistem perlindungan yang kuat dan responsif. Ekosistem digital yang aman hanya dapat terwujud jika keluarga, sekolah, masyarakat, pemerintah, dunia usaha, dan platform digital bergerak bersama,” ujar Menteri PPPA.
Data Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja (SNPHAR) 2024 menunjukkan 14,49% anak laki-laki dan 13,78% anak perempuan usia 13–17 tahun pernah mengalami cyberbullying, dan 4% anak menjadi korban kekerasan non-kontak di dunia digital. Anak-anak juga menghadapi risiko eksploitasi seksual online, paparan pornografi, grooming, kecanduan gawai, judi online, hingga paparan konten ekstremisme.
Kemen PPPA memastikan perlindungan anak di ranah daring menjadi kebijakan strategis melalui implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2025 tentang TataKelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dalam Perlindungan Anak (PP TUNAS). kerja sama enam kementerian, dan Perpres No. 87 Tahun 2025 tentang Peta Jalan Perlindungan Anak di Ranah Dalam Jaringan 2025–2029. Penguatan juga dilakukan dengan meningkatkan kapasitas anak, keluarga, dan masyarakat untuk memiliki ketahanan dan kecakapan digital.
"Setiap anak berhak tumbuh tanpa ancaman kekerasan dan eksploitasi di dunia maya. Negara hadir untuk memastikan ruang digital menjadi tempat yang aman, inklusif, dan memberdayakan bagi seluruh anak Indonesia,” ujar Menteri PPPA.
Sebagai solusi perlindungan yang lebih komprehensif, Kemen PPPA mengembangkan Ruang Bersama Indonesia (RBI) sebagai kelanjutan DRPPA untuk mewujudkan desa ramah perempuan dan anak melalui kolaborasi lintas pihak. RBI bukan hanya sarana fisik, tetapi forum koordinasi yang memastikan desa bebas stunting dan kekerasan. Menteri PPPA menegaskan bahwa masyarakat dapat melapor ke Call Center SAPA 129 jika melihat, mendengar, atau mengetahui adanya kekerasan.
Menteri PPPA menegaskan bahwa kolaborasi menjadi landasan utama RBI. “RBI memastikan setiap pihak bergerak bersama untuk mencegah dan menangani kekerasan. Negara hadir, masyarakat berdaya, dan anak harus tumbuh dalam lingkungan yang aman,” ujar Menteri PPPA.
Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi), Mutia Hafid menyampaikan pentingnya kewaspadaan seluruh pihak dalam menjaga keselamatan anak di ruang digital.
“Hari ini adalah Hari Anak Sedunia. Kita memperingatinya sambil mengingatkan dunia digital adalah ruang yang membutuhkan kehati-hatian. Anak-anak perlu ditunda aksesnya terhadap platform atau konten yang belum sesuai usia, sementara orang tua harus aktif mendampingi. Keselamatan anak di ruang digital membutuhkan peran nyata keluarga dalam menjaga mereka hingga benar-benar siap secara usia dan perkembangan. Selamat Hari Anak Sedunia,” ujar Menteri Komdigi.
Festival HAS 2025, yang diselenggarakan Save the Children Indonesia bersama Kemen PPPA mengusung tema Listen to the Future: Anak-Anak Tangguh Menghadapi Tantangan Digital, Krisis Iklim, dan Pemenuhan Hak Anak. Kegiatan ini dihadiri lebih dari 400 peserta dari berbagai daerah, termasuk anak dan orang muda.
Sebagai pelengkap rangkaian kegiatan, 18 kementerian, wakil Penyelenggara Sistem Elektronik, dan mitra pembangunan menyatakan komitmen bersama melalui Deklarasi Aksi Kolaborasi Perlindungan Anak di Ranah Dalam Jaringan: “Anak Tangguh dan Berdaya Menuju Indonesia Emas 2045.”
CEO Save the Children Indonesia, Dessy Kurwiany Ukar menegaskan pentingnya kolaborasi dalam memperkuat perlindungan digital anak. “Anak-anak menghadapi risiko yang semakin kompleks. Partisipasi mereka melalui Digital Youth Council dan komitmen pemerintah menjadi kunci untuk membangun tata kelola digital yang aman dan partisipatif,” ujar CEO Save the Children Indonesia.
Sebagai ruang partisipasi bermakna, Save the Children Indonesia bersama Kemen PPPA dan Forum Anak Nasional membentuk Digital Youth Council (DYC) yang kini beranggotakan 10 kelompok anak. DYC berperan memberikan rekomendasi kepada kementerian dan penyelenggara sistem elektronik dalam mendorong ekosistem digital yang aman bagi anak.
Festival Hari Anak Sedunia berlangsung pada 20–22 November, dengan rangkaian kegiatan berupa edukasi perlindungan anak di dunia digital, pameran praktik baik pemenuhan hak anak, Webinar Jejak KREASI, serta pertunjukan “Aku, Kamu, Kita adalah Bumi” di Taman Ismail Marzuki sebagai puncak Kampanye Aksi Generasi Iklim 2025.
BIRO HUMAS DAN UMUM
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN PERLINDUNGAN ANAK
Telp.& Fax (021) 3448510
e-mail : humas@kemenpppa.go.id
website : www.kemenpppa.go.id
- 20-11-2025
- Kunjungan : 39
-
Bagikan: